Memahami lirik Alan Walker Faded melalui pendekatan sufistik.
memang ini hanya cocokologi, namun tidak dilarang kan kalo sekedar mengajak berdzikir menggunakan media (wasilah) lagu ini
You were the shadow to my light
saya memahami YOU sebagai Engkau –> Tuhan. Shadow to my light. maknanya adalah dekat, bayangan dan cahaya yang mengenai kita itu dekat selalu menempel. Bukankah Tuhan itu Dekat.. sedangkan kebalikannya adalah hilangnya bayangan atau diri kita yang ‘faded’ –> menandakan perasaan tidak dekat dengan Tuhan.
ingat, di atas memakai ‘were’ artinya dulu aku merasa Engkau (Tuhan) dekat denganku.
Did You feel us?
bertanya pada Tuhan, apakah Engkau (Tuhan) merasakannya. yang jelas jawabannya sudah pasti Tuhan merasakannya. Tuhan Maha Penyayang.
Another Start.. You fade away..
Kita hidup dengan banyak episode yg mengisahkan perjalanan hidup. Kadang eisode dekat dengan Tuhan, kadang Episode Jauh dari Tuhan, Pada lirik ini dijelaskan bahwa pada Episode lain, aku merasa Tuhan jauh dariku, padahal jawaannya pasti tidak.
Afraid our aim is out of sight..
Aku takut bahwa tujuan hidup ini ‘kabur’ atau tersesat di jalan. Dalam Islam, Hidup adalah perjalanan menuju Tuhan.
Wanna see us….Alive
Semoga maksudnya adalah Tuhan menginginkan kita menyadari tujuan hidup kita.. Tuhan menginginkan kita Hidup dari Hati yang telah mati.
Where are YOU now?
Mencari Tuhan karena ketiadaan petunjuk (cahaya). Dalam Islam, jawaban Tuhan, ‘Maka sesungguhnya Aku dekat’
– Ngaji lewat Musik Alan Walker ft Iselin Solheim – Faded –
Selamat pagi… indahnya awal kerja masih dinikmati dengan alunan musik Alan Walker ft Iselin Solheim berjudul ‘Faded’.
sebenarnya saya tidak mengajak anda untuk mengaji lewat musik.
Hanya saja ketika mendengarkan lagu ini kok yg tertuju adalah ayat Qur’an yang akan saya sebutkan sebentar lagi. mungkin hanya perasaan saya membuat lagu ini berkaitan dengan Hamba dan Tuhannya, dan mungkin pembuat lagu memberikan pesan yg lain sy tidak tahu. dan menurut saya lagu ini bisa juga ditafsirkan sebagai lagu ‘mencari petunjuk Tuhan’.
————————————–
Hidup adalah perjalanan menuju Tuhan.
يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.”
Bukankah kita ‘pasti’ akan menemuinya, kenapa dilirik itu masih ada Where are you now? seakan mengatakan saya kehilangan arah menuju MU
———————————————————————
Tuhan itu dekat.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. “
awal lagu ini adalah You were the shadow to my light.. bayangkan lirik ini dengan seseorang yang berdiri tersinari cahaya dan adanya bayangan dirinya. Cahaya adalah petunjuk dari Tuhan, Seseorang dan bayangan menggambarkan perasaan dekat karena mendapat petujuk Tuhan. gimana jika Petunjuk itu fade away? maka bayangan akan memudar dan hilang. yg berarti ketiadaan bayangan berarti ketiadaan petunjuk. ketiadaan petunjuk berarti jauh dari Tuhan
——————————–
Cahaya di atas cahaya…
نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“….Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Kita semua bisa mendapat petunjuk tuhan, namun beda beda, bisa saja seseroang hanya mendapat petunjuk sebesar cahaya korek api yang mudah nyala mudah padam ditiup angin, sebesar cahaya lilin, sampai seterang cahaya matahari.
seperti di lagu nya, Under the bright but faded light.. dibawah petunjuk yang terang namun merasa petunjuk itu hanya sebesar ‘cahaya lilin’ yg mudah mati tertiup angin.
————————————–
di atas hanya interpretasi saja, boleh dikatakan cocokologi , namun saya menikmati lagu ini dengan penafsiran di atas.
Menakar makna imaginary dalam lirik ‘Faded’ dengan sudut pandang ilmu Matematika.
Were YOU only imaginary?
Jika YOU diartikan Tuhan, imaginary diartikan imajiner. maka secara kasar terjemahannya begini. Apakah Engkau TUHAN hanya imajiner?
apa sih imajiner itu.. Imajiner seringkali diwakili untuk menggambarkan sesuatu yg secara ‘panca indera’ itu begini (begini bisa diartikan tidak ada, salah, dsb). intinya begini , apa yg kita tangkap oleh panca indera bisa menipu kita. Disinilah letak akal, akal yang membimbing kita sehingga kita menyadari bahwa yg tampak oleh panca indera itu yg benar seperti ‘ini’.
dalam matematika, kita bertemu dengan imajiner pada bab mengenal Bilangan Imajiner. apa itu bilangan imajiner? saya akan memberikan contohnya.. akar -1 itu tidak ada, semua bilangan yg dikuadratkan baik positif maupun negatif, akan selalu menghasilkan nilai positif, kebalikan kuadrat adalah akar kuadrat, secara ‘panca indera’ akar kuadrat dari -1 itu gak ada, Namun, akal membenarkan bahwa bilangan akar kuadrat dari angka negatif itu ‘ada’ dan bisa diterima, bahkan dengan menggunakan Akal lah bilangan imajiner itu dimanfaatkan dalam bidang teknik elektro dan elektronika.
kesimpulannya mengenai lirik were YOU only imaginary?, seringkali kita tidak sadar bahwa kita lah yang menjauh dari cahaya, bukan matahari yg salah ketika kita tidak terkena sinarnya, tp kita sendiri salah menempatkan posisi sehingga tidak terkena sinar matahari, barangkali itu bisa digambarkan mengenai petunjuk Tuhan.
Hmm. Kalo Saya agak gimana gitu Sob. Saya sih memaknai lagu ini gak mau terlalu dalam gitu.
Coba sih tengok bagian “atlantis…. under the sea”.
Mungkin sebenarnya lagu ini memaknai ke dunia atlantis tempo doeloe yg kayanya ada. Benua Atlantis yg sekarang udah tenggelam… under the sea.
wallohu a’lam, tapi pemahaman nya kpd tasawuf sangat dalam, saya salut.
izin share ya
wow.. agan ini keren jg ya,
kalo sy mengartikan ini: “where are you now” terlebih kpd ajaran yaitu Alqur’an, yang padahal didepan mata. yg hampir tidak pungsional didalam kehidupan sehari hari, alias Qur’an itu sndiri belum menyentuh kedalam kesadaran dan gerak,
“Afraid our aim is out of sight wanna see us alive”
cemas akan pra eksistensi Alqur’an pada qurun waktu yg akan datang, yang tentunya berUjung kpd Ruhammau’bainahum ( saling menghamburkan kasih sayang )atau KalJasadi ( manusia yg satu dengan yg lain nya bagaikan satu tubuh )
“Alive,,,,,,,,, ” sangat tajam menyentuh hati, suaranya si Isolin Solheim
satu lagi yg membuat kita cemas, apakah kita termasuk dari pada pelaku sejarah yg demikian hebat itu.
Sallam…
Untuk ini saya sangat setuju dengan Dimas. Kadang bagus mereferensikan atau menghubungkan suatu lagu dengan hal-hal baik seperti keimanan kepada Allah. Tapi ada baiknya juga kita berhati-hati. Gak bisa semua main ambil hikmah atau lihat bagusnya aja, karena lagu adalah suatu karya manusia yang mengandung makna tertentu di dalamnya.
Makna lagu Faded ini sudah banyak yang membahas, dalam dan luar negeri. Dan Alan Walker sendiri diduga penganut kelompok Illuminati. Lagu Faded ini menggambarkan “kerinduan” seorang hamba terhadap munculnya seorang pemimpin yang telah lama dinantikan (yang diduga pemimpin kelompok Illuminati, banyak yang menduga anti christ kalau versi Nasrani atau Dajjal versi Islam).
Gak bisa juga kita comot setengah setengah dan dipaksakan maknanya menjadi hubungan antara manusia dengan Tuhan (dalam hal ini Allah bagi umat muslim). Kalau secara keseluruhan mau dijadikan acuan, ya tentunya lagu itu harus dihubungkan secara menyeluruh, misalnya apa makna under the sea, Atlantis, dll. Apakah Tuhan (Allah) ada disitu? Karena penggambaran Atlantis, under the sea ini tepat setelah orang tersebut menanyakan, Where are YOU now?
Kata-kata you were the shadow to my life, did you feel us? Ini sudah banyak dibahas, karena kalau pernyataan (personal) seorang hamba biasanya mengarah ke kata ganti orang pertama, me karena fokus akan kondisinya saat itu dengan Tuhan (Allah). Us disini ditengarai menunjuk kepada “kami” para pengikut Illuminati, yang mendambakan kehadiran sang pemimpin (Dajjal) yang tidak kunjung muncul.
Dan betul kata Dimas, karena memang belum muncul, makanya para pengikutnya bertanya, Was it all in my fantasy? Were you only imaginary? Meggambarkan pengikutnya mulai gelisah menunggu, jangan-jangan cuma khayalan aja si pemimpin yang di agung-agungkan. Dan kalimatnya kurang tepat menurut saya untuk menggambarkan Tuhan.
Intinya, semua terserah pada masing-masing individu bagaimana mengartikan sesuatu, karena pada dasarnya setiap orang punya nilai dan pandangan sendiri. Tapi saran saya lebih baik cari lagu yang jelas-jelas maknanya tentang hubungan manusia dan Allah kalau memang mau menyampaikan sesuatu yang baik, dibandingkan memakai lagu kontroversi seperti ini yang jelas-jelas dibahas ramai bahkan di negara barat yang mayoritas non muslim, yang disinyalir merupakan lagu persembahan pengikutnya untuk sang pimpinan Illuminati.
Btw, teruslah berkarya dan jangan lelah untuk mengajak kepada kebaikan. Semoga Allah meridhoi …